Amlapura– Relawan Pasebaya Agung, Karangasem tidak mau hanya tinggal diam. Dalam kondisi gunung agung sedang normal seperti saat ini relawan yang dibentuk BNPB dan Pemkab Karangasem ini terus eksis. Relawan pasebaya sendiri yang anggotanya tersebar disekitar lereng gunung agung menyadari kalau harus hidup berdampingan dengan bahaya karena ada dikawasan bencana gunung agung.
“Tetap menyatu dengan alam dan gunung agung karena kami masyarakat disekitarnya,” ujar ketua Pasebaya Agung I Gede Pawana Kamis (16/11/2023).
Kali ini Pasebaya malah melatih relawan mudanya. Mereka ini adalah anak anak muda di sekitaran lereng gunung agung. Mereka ini juga yang punya kepedulian akan mitigasi bencana.
Sementara itu kalaksa BPBD karangasem Ide Ketut Arimbawa yang hadir sekaligus sebagai pemateri pada acara ini memaparkan beberapa hal terkait potensi ancaman dan kesiap Siagaan selalu warga di sekitar gunung agung yang merupakan gunung api aktif.
Diakui Arimbawa kesiap Siagaan kita masih kurang dibandingkan dengan negara maju seperti Jepang.
Menurut Arimbawa kalau di jepang masyarakat sudah terlatih dan paham akan mi tigasi bencana.
Bahkan anak anak sekolah di Jepang sudah dilatih terkait kebencanaan bahkan masuk dalam kurikulum.
“Gunung Fuji Jepang 300 tahun tidak erupsi namun mitigasi bencana warga sekitarnya tetap terlatih,” ujarnya.
Karena pemahaman sudah bagus sehingga peran pemerintah juga tidak terlalu sentral.
“Pemerintah paling membantu setelah masuk pengungsian,” ujarnya. Sementara pergerakan warga untuk mengungsi inisiatif sendiri sesuai dengan mitigasi bencana yg mereka kuasai dan pelajari.
Warga negara jepang paham betul terkait siaga bencana.
Sementara itu I Wayan Pika Wiadnya selaku kasi pencegahan BPBD karangasem mengatakan. Gunung agung selain ada potensi ancaman juga punya potensi ekonomi lainnya. Diantaranya juga potensi wisata, tambang dan pertanian.
Secara nasional ada 14 ancaman bencana secara nasional. Di Karangasem hampir sempurna, karena di Karangasem ada 12 potensi ancaman bencana.
Yang tidak ada di Karangasem adalah komplik sosial dan kebakaran gedung. Selain dari BPBD pembicara juga ada dari kalangan basarnas. Yang tidak kalah menarik adalah pembicara asal Jepang yakni Ahli vulkanologi dari Mount Fuji Research Institute (MFRI) Dr.Mitsuhiro Yoshimoto.
Dr Mitsuhiro ini hadir secara khusus untuk relawan muda Pasebaya Agung.
Basarnas juga sempat memberikan praktek cara menolong orang pinsan dan cara mengangkatnya. Sementara Dr Mitsuhiro banyak memberikan visualisasi terkait letusan gunung, kondisi awan panas dan yang lainya.
Kegiatan ini sendiri merupakan kerjasama antara AGAA MFRI, UNUD, UGM, BPBD Karangasem serta Pasebaya Agung.
Pelatihan sendiri akan dilakukan selama dua hari. Hari kedua Jumat (17/11/2023) akan dilakukan di SDN 1 Duda timur. tra