Wisatawan Asing Berdesakan Bayar Retribusi saat Hujan Deras turun di Banjar Nyuh Nusa Penida

 

Semarapura.Kekroditan terjadi saat wisatawan mengantre untuk membayar retribusi di Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida, Selasa (14/11/2023).

Tampak Wisatawan membludak di pos pungutan retribusi dilokasi tersebit,padahal saat itu Nusa Penida sedang diguyur hujan deras.Tentu saja kondisi ini mendapatkan keluhan wisatawan asing yang berniat membayar tapi malah harus berdesakan.

 

Kadis Pariwisata Klungkung Ni Made Sulistiawati menjelaskan, adanya antrean kemarin saat wisatawan membayar tiket retribusi ,sebenarnya biasa terjadi di pos-pos pungutan retribusi di Nusa Penida

 

Khususnya di Pelabuhan Banjar Nyuh, mengingat pelabuhan tersebut merupakan pintu masuk dari wisatawan yang menyebrang ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Sanur, Denpasar.

 

Namun pada Selasa (14/11/2023), kondisi antrean wisatawan cukup krodit karena Nusa Penida diguyur hujan deras. Wisatawan berdesakan agar tidak kehujanan, karena tenda di pos retribusi tidak begitu luas. Wisatawan berjubel agar tidak kehujanan.

 

Kejadian kemarin ,sejatinya kami telah sediakan tenda untuk sentralisasi pungutan untuk menekan kebocoran retribusi.

 

Kemarin kami sudah arahkan untuk berteduh biar wisatawan tidak kehujanan,maupun berdesakan dan krodit jadinya. Himbasnya kemarin sore , saya sediakan tenda lagi dua,ungkapnya.

 

” Dari Pantauan , wiatawan sudah dapat tempat berteduh. Situasi sudah terkendali,” jelasnya lebih rinci.

 

Di banjar Nyuh sejatinya ada 5 petugas pemungutan retribusi,itu dibagi dalan 2 shif, karena itu masih manual semua. Yang online sebenarnya ada,kita pakai peralatan di sistem BPD. Kenyataan masih minim minat gunakan online,” jelasnya.

 

Menurut Sulistiawati pihaknya sedang cari pola bagaimana sistem digital atau online. Untuk di banjar nyuh sudah mempergunakan sistem EDC Sepenuhnya,termasuk di kawasan devil tears juga sudah pakai EDC . Masih evaluasi sistem pola sedang evaluasi sistem dengan BPD ,Semooga secapatnya sitem pungutan nantinya digital.

 

Lebih lanjut menurut dia, Qris polanya kami pelajari. Kadang kadang wisatawan datang kita kelimpungan karena petugas sedikit. Hal itu diakibatkan Input itu lebih lama dari robek kertas yang cepat. Bagaimanapun sekarang sitemnya,Supaya efektif dan efesien menggunakan sistem digital.

 

Dementara di Devil tears sistem EDC sudah lancar. Dengan sistem Onnline dan data langsung masuk bisa dipantau. Sementara sistem manual harus ada perhitungan. Sinyal juga harus bagus kalo pergunakan siatem EDC ,namun SDM dan sinyal internet harus mumpuni. Perbaikan sistem juga oleh DBD ,realutanya dengan sistem itu baru bisa terealisir di kawasan wisata Devil tears,pungkasnya.Roni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *