DENPASAR, SURATKABARBALI – Gubernur Bali Wayan Koster tak tinggal dia dengan kehadiran organisasi masyarakat (Ormas) di Bali.
Dilansir SuratKabarBali.com dari berbagai sumber, Sabtu (10/5/2025) Koster mengatakan pihaknya tidak mau membiarkan kehadiran preman ormas di Bali.
“Bentuknya ormas, tetapi kelakuannya preman, ini tidak bisa dibiarkan,” sebut Koster.
“Badung adalah jantung pariwisata, kita tak bisa membiarkan ruang publik dirusak perilaku liar berkedok organisasi,” sambung Koster.
Untuk Dldiketahui bahwa sepekan terakhir muncul ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Bali yang menjadikan Yosef Nahak sebagai ketua, bahkan mereka telah membentuk keanggotaan di Kabupaten Tabanan.
Koster lantas menyebut saat ini yang seharusnya dilakukan adalah mengembalikan kekuatan penyelesaian masalah ke akar budaya, yakni desa adat, bukan justru memanfaatkan organisasi yang meresahkan.
Momen Bersejarah, Koster Resmikan Pura Pertama di Eropa
“Siapa pun yang menyalahgunakan nama organisasi untuk meresahkan masyarakat, akan berhadapan langsung dengan adat dan negara, jangan anggap enteng kekuatan budaya Bali,” tegas Koster.
Koster mengingatkan ada peran sistem keamanan terpadu desa adat (sipandu beradat) yang berisi aparat keamanan serta pecalang di Bali.
Menurut Koster, Bali tidak membutuhkan organisasi masyarakat yang membawa agenda tersembunyi berkedok ingin menjaga Bali.
Koster menilai Kejati Bali menghadirkan Bale Paruman Adhyaksa dan Bale Restorative Justice, adalah contoh baik yang harusnya berkembang.
Bale Paruman Adhyaksa berbasis hukum adat digadang menjadi benteng baru yang sanggup menekan kriminalitas sosial tanpa harus menempuh jalur pengadilan.
“Ini bukan hanya urusan hukum, ini pertaruhan masa depan Bali,” Ucap Koster.****